Halaman

Minggu, 26 Agustus 2012

Italia (6) Firenze (I)

Sudah banyak teman-teman yang ngomong tinggi dan memuja-muja kota Firenze. Membuat aku sangat penasaran seperti apa sih kota pujaan banyak orang yang konon katanya sangat cantik itu! Jam 5 sore kita pergi dari Siena menuju Firenze. Waktu perjalanan yang dibutuhkan dengan kendaraan roda empat adalah 3 jam. Jadi di perkirakan jam 8 kita akan sampai di Firenze. Menyadari kalau kita akan telat, kita pun menghubungi pihak Bed & Breakfast (BB) yang udah kita pesan kalo kemungkinan kita nyampai jam 8-an. Untungnya pihak BB ini sangat kooperatif dan bersedia menunggu kita walo telat datang dari perjanjian awal ;D
 
Kesan pertama dengan lalu lintas di kota ini adalah cukup nyaman dan luas kalau dibanding Perugia maupun Sienna. Tapi tetep ya.. yang namanya nyasar itu memang nggak bisa dihindarkan. Berbekal alamat dan peta kota Firenze, kita mencoba menemukan lokasi BB. Kerasa deh kayak lagunya Ayu ting ting.. "di mana.. di mana.. di mana..." Untungnya.. si kangmas canggih baca peta nya! Kalo cuma berbekal navigasi peta dari eike, paling ujung-ujungnya kita bisa nyasar ke Gellateria ato Pizzeria! ;D
Setelah dua kali putaran di lokasi yang kita curigai akhirnya ketemu juga itu alamat! Bed and Breakfast Beautiful Florence. Logonya kecil sekali dan cuma dipasang di depan pintu. Tepat pas kita jalan ke arah pintu, ada cowok Italia masih pake helm nyamperin kita dan nanya, "Are you the Bed & Breakfast's guest?".
 
Namanya Leo, pemuda Italia pemilik BB Beautiful Florence. Sehari-hari ia kerja di perusahaan minyak, sedangkan BB ini cuma bisnis sampingannya. Leo dengan ramah menerima kita sambil menunjukkan letak kamar yang udah kita pesan di lantai 2. Standart sih, tanpa AC tapi breakfast udah di jamin. Yah namanya juga Bed and Breakfast masa nggak dikasih breakfast ya! ;D Pertimbangan kita waktu pilih BB ini adalah karena banyak hotel di area kota tua udah penuh. Lagian kalaupun masih kosong, harganya melonjak gila karena tarif musim panas dan Firenze tak pernah sepi dari kunjungan wisata. Seperti hukum ekonomi, demand tinggi, harga naik. As simple as that! ;) Lagi pula kita juga cuma 1 malam nginap di Firenze dan bisa dibilang cuma numpang tidur karena seharian kita akan kelayapan.. Maka nggak masalah buat kita untuk mengorbankan sedikit kenyamanan. Tentang lokasi, BB ini emang letaknya di luar kota tua. Buat pergi ke kota tua bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Letak halte bus ke arah kota tua nggak jauh dari BB ini kok. Tinggal nyebrang jalan aja.. Sedangkan buat kita karena ada kendaraan pribadi maka lokasi BB ini yang diluar kota tua tidak menjadi masalah.
 
Leo adalah tuan rumah yang baik. Selain menjelaskan lokasi BB dan apa aja yang bisa kita lakukan di sekitar BB (misal makan di pizzeria & transportasi) Leo juga suka diajak ngobrol dari hal ringan sampai serius. Klop lah sudah si kangmas ketemu teman ngobrol.
 
"Leo, kita penasaran tentang krisis ekonomi yang melanda Eropa. Menurut kamu sebagai orang Italia, apakah krisis ini punya dampak yang berarti bagi kehidupan sehari-hari orang Italia? Karena, jujur aja selama kita road trip di Italia ini kita perhatiin bisnis masih jalan dengan baik, restoran masih juga ramai dan jumlah turis yang berkunjung ke tempat wisata serta rela antri sungguh gila walau suhu 40 derajat celcius. Sungguh tidak mencerminkan sebuah negara yang butuh suntikan duit dari Uni Eropa! Lalu ke mana semua uang dari bisnis pariwisata itu pergi? Apa Italia tidak bisa mengatur uang? Karena aku yakin bisnis wisata di Italia ini sungguh berdampak besar bagi devisa negaramu!" Yak, begitulah pertanyaan pertama si kangmas terucap. Persis kayak kreditur eropa barat yang lagi menganalisa dan mempertimbangkan permintaan utang nasabah! Aku sih nikmatin aja obrolan mereka sambil makan kacang ya! ;D
 
"Ya. Buat kita orang Italia krisis ekonomi ini berat. Banyak dari kita yang tidak bisa mengandalkan hidup hanya dengan satu mata pencahariaan. Seperti aku misalnya, aku masih butuh bisnis ini selain dari kerjaanku sehari-hari untuk bisa membuat dapur tetap mengepul. Banyak orang yang punya dua hingga tiga kerjaan sekaligus saat ini sebagai upaya mereka bertahan dari krisis. Karena krisis ini juga, kita mempertimbangkan untuk kembali tinggal bersama keluarga lagi. Mungkin tidak seperti kamu di Belanda yang bisa pergi dari rumah ketika remaja dan hidup sendiri. Di sini perekonomian kami tidak memungkinkan untuk bisa hidup mandiri seperti itu. Tetap tinggal bersama orangtua merupakan pilihan terbaik saat ini untuk bisa saling menghemat dalam perekonomian. Masalahnya sebenarnya terletak di generasi orangtuaku. Mereka adalah generasi yang tidak berpikir panjang. Mereka hidup untuk hari ini dan berusaha selalu senang setiap harinya. Memang bagus dan menyenangkan untuk punya hidup seperti itu. Tapi dampaknya baru dipetik oleh generasiku. Kamilah yang harus menanggung hutang serta hidup tanpa jaminan kesejahteraan sosial. Sungguh beruntung kamu sebagai generasi muda Belanda. Sedangkan tentang bisnis pariwisata, kamu benar bahwa bisnis ini menyumbang devisa besar kepada negara. Banyak pajak dan pungutan yang harus kami serahkan sebagai pemilik tempat penginapan seperti ini. Tapi tentang pertanyaan ke mana uang-uang itu? I've nothing to say! Korupsi di tataran pejabat Italia tidak bisa diawasi lagi."
 
"Oh..sungguh sayang sekali Leo padahal Italia sangat indah dan banyak potensi. Baik potensi sumber daya alamnya, pertanian buah dan sayur, perkebunan anggur, wisata maupun sumber daya manusia yang bisa membangun kota-kota ini dengan arsitektur dan bangunan megah! Jalan tol yang kalian punyai sungguh hebat dengan rute yang panjang dan infrastruktur yang baik. Sebagian besar bahkan membelah pegunungan dengan tunel-tunel. Sungguh sangat disayangkan! Leo..boleh nggak kita nanya lagi? kita sangat heran. Pas kita di Roma, kita ketemu banyak orang menyebalkan, kasar dan tidak sopan. Apakah semua orang Italia begitu?" Percaya ato enggak si kangmas beneran nanya ke orang Italia apakah mereka menyebalkan! ;D
 
"Oh...ya! Orang Roma memang menyebalkan. Mereka merasa merekalah Roman, tinggal di kota besar dan segalanya. Aku juga nggak suka orang Roma. Tapi percayalah, orang Firenze tidak seperti itu. Kami di Firenze lebih ramah dan sopan. Pokoknya asalkan kamu keluar dari Roma sampai ke Tuscani, kamu bisa ketemu orang-orang Italia yang baik dan ramah." hihi entah narsis atau memang benar adanya tapi begitulah tanggapan Leo. Namun fakta bahwa Leo ramah ke kita udah cukup membuktikan kalo ada orang Italia yang ramah! ;D Dan setelah kita pikir lagi, resepsionis hotel di kota Sienna juga ramah. Sangat berbeda dengan resepsionis hotel di Roma yang kita singgahi.
 
Selesai ngobrol, kita mampir ke Pizzeria terdekat rekomendasi Leo. Leo bilang tempat ini adalah favorit orang lokal. Nah tempat kayak ginilah yang susah kita temuin di Roma yang mayoritas tourist oriented. Seneng banget bisa ngerasain tempat kayak gini dengan cita rasa lokal dan bukan tourist based. Harganya pun harga lokal tanpa tourist trap. Di sini keramahan orang Firenze kembali terbukti. Koki pizzeria ini sangat ramah milihin pizza yang mungkin cocok buat kita. Rekomendasinya adalah Pasta al maghiare buat aku yaitu pizza berisi seafoods dengan bumbu asam manis pedas. Sedangkan pasta ala cabonara buat schatje. Terus pizza keju dan Jamur untuk kita maem bareng. Yang menarik di pizzeria ini, adalah si koki ngga cuma masakin buat kita tapi juga jelasin kebiasaan orang lokal. Misal, jangan naburin keju di atas pasta al maghiare (which is I did! ;D) karena akan merusak cita rasa, jangan nambahin jamur di pizza (which is based on my order!;D) karena air yang keluar dari jamur selama proses pemanggangan akan ngerusak pizza nya, minum wine tertentu selama makan pasta tertentu untuk ngebuat rasanya match dan serasi. Dan yang nggak kalah penting adalah makanlah pizza langsung dengan tangan tanpa bantuan garpu, pisau maupun sendok. Ceritanya, saking makanan itu enak maka si tamu akan makan lahap tanpa alat bantu makan. Ini juga menjadi wujud apresiasi terhadap si pembuat makanan. Selain itu, hal ini juga merupakan simbol kedekatan tamu dengan tuan rumah. Seolah tidak ada jarak dan merasa seperti berada di rumah sendiri bersama keluarga sendiri. Intinya adalah kehangatan dan keramahan tentunya! Ok Firenze, you win our hearts! :)
 
Selesai makan, hari sudah hampir jam 11 malam. Tapi kita masih terlalu excited pingin segera mengeksplore kota Firenze. Maka kita putuskan untuk ciao ke kota tua. Mobil schatje di parkir di luar kota tua. Dekat dengan sungai yang akan melewati Ponte Vechio yang terkenal itu. Kita jalan kaki romantis menikmati suasana malam Firenze tanpa turis! Rute yang kita lewati adalah Ponte Vechio, Piazza della Signoria, Duomo trus balik lagi ke parkiran dan pulang ke BB. It's really a romantic night with romantic companionship in the romantic city of a romantic country! What a perfect day! :) *sensor!*
 
Mau tau cerita lengkap tentang indahnya kota tua Firenze? Sabar ya.. tahan penasaran anda dan tunggu tulisan saya selanjutnya!! ;)) Hahahaha..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar