Halaman

Jumat, 24 Agustus 2012

Praha (1); Menapaki Jejak Negeri Bohemia

Image


Prague atau dalam bahasa lokal ditulis 'Praha' adalah kota yang sangat menakjubkan! Di Blog ini akan kita gunakan kata 'Praha' ya soalnya lebih enak sebutannya.

Sebenernya jalan-jalan ke Praha kali ini terasa diburu-buru waktu. Kami berangkat hari Jumat pagi waktu Belanda dan harus kembali ke Belanda dari Praha hari minggu pagi. Waktu yang demikian sempit tidak sebanding dengan luas dan banyaknya objek wisata yang menarik di kota Praha yang ingin kami kunjungi. Walhasil, kami seperti di kejar setan, kurang bisa menikmati secara maksimal city tour di Praha. Ngomong-ngomong soal setan, kota Praha juga terkenal dengan cerita hantunya. Dan kami pun berkesempatan untuk mengikuti Ghost city tour of Prague tersebut.. Wew.. Penasaran? Hihihi..

Wait... 'kami' ? yup, saya sangat beruntung karena si Ayank akhirnya memutuskan untuk menemani saya menjelajahi Kota Romantis ini bersama-sama.. weww.. *blushing*

Si Ayank sebenarnya modal nekat menemani saya. Karena Praha sama sekali tidak masuk dalam daftar negara yang ingin dikunjungi nya. Hanya karena si Ayank tidak tega membiarkan saya berkeliaran sendiri di negara asing dan bertemu dengan orang asing, terutama pria eropa timur :D Jadilah, modal nekat plus spontanisasi dan ekspektasi rendah membuat kami berangkat ke Praha tanpa persiapan materi petunjuk wisata. Yang ada di kepala saya hanyalah jembatan romantis, jam berdentang dan pergantian penjaga di Kastil. Titik!

Dan ternyata, Praha telah membalik persepsi kami dengan sangat telak! Pusat kerajaan Bohemia ini sungguh sangat magnificiant! Bangunan megah bergaya Ghotic, Barouqe dan Renaissance berjajaran di seantero kota cantik ini. Singkatnya waktu yang kami punya, tidak menghalangi kegembiraan dan ketakjuban kami atas kota ini. Praha telah masuk daftar kota favorit di keranjang kami :)

Oh ya, jangan lupa bahwa Checzh Republic tidak bergabung dengan mata uang Euro. Jadi sebaiknya, tukarkan mata uang kita dengan mata uang setempat, Ceko Koruna (Checzh Crown). Kurs yang berlaku pada waktu kami ke Praha adalah, 1 € = 25.685 CZK atau 1 CZK = 0,0022 Rupiah. Nah bingung kan? haha.. silahkan mengacu pada kurs Euro. Kalau kita bandel, kita bisa kok tetap menggunakan Euro sebagai transaksi pembayaran. Pedagang suvenir, restauran dan supir taxi lebih suka malah. Karena kemungkinan mereka bisa mendapatkan untung lebih dari selisih kurs beli Euro. Silahkan lebih bokek.. hehe.
Menilik dari sejarahnya, sangat menarik memperhatikan kota ini.

Bohemia adalah sebuah negeri di Eropa tengah pada abad ke-14. Negeri ini sangat kaya dan makmur dengan wilayah yang menghampar luas; dua pertiga dari wilatah Republik Cheko sekarang, Moravia dan Cheko Silesia. Kejayaan negeri ini bertambah pesat di bawah kepemimpinan Raja Charles IV yang menaklukan beberapa wilayah lagi sebagai bagian dari The Land of Bohemian Crown pada tahun 1348. Perlu di ingat bahwa pada masa itu Eropa berada pada era di mana raja-raja vassal berkuasa atas tanah-tanah mereka dan mengabdikan kesetiannya di bawah suatu Empire. Bohemia pun tidak terlepas dari hal ini, telah menyerahkan kesetian nya di bawah The Holy Roman Empire.

Waktu berjalan dan kekuasaan pun silih berganti. The Holy Roman Empire telah mengalami kehancuran pada tahun 1806. Bohemia pun bergabung dengan Austrian Empire. Namun pada tahun 1866 Austria mengalami kekalahan dalam perang  Austro-Prusia dan dipaksa menandatangani perjanjian untuk memberi kedaulatan kepada Kingdom of Hongaria dan Bohemia diletakkan di bawah Crown Land Cisleithanian.

Lalu apakah hubungannya dengan kota Praha? Kota ini adalah jantung pusat pemerintahan negeri Bohemia. Ketika saya memperhatikan bangunan megah yang menghiasi kota Praha, tidak henti-hentinya pikiran takjub saya berkata  bahwa negeri ini memang sangat kaya pada masanya. Hal ini dikarenakan lokasinya yang sangat strategis di tengah-tengah Eropa. Sebagai penghubung antara Eropa Barat dengan negeri  lain seperti Timur Tengah, Afrika dan Asia. Praha juga menjadi jalur tujuan utama perdagangan antar bangsa pada masa itu. Berbagai pedagang dari Spanyol, Jerman, Turky, Damaskus, Mesir, China bertemu dan melakukan transaksi perdagangan di kota penghubung ini. Maka sangatlah tidak berlebihan bila Bohemia menyebut diri sebagai Centre of Europe seiring sejalan dengan kemakmuran dan kemegahan negerinya sebagai imbas perdagangan.

Selain rasa takjub, kesedihan juga meliputi hati saya. Karena menyadari bahwa negeri yang pernah sangat berjaya pada masa itu ternyata tidak mampu melawan kehendak zaman. Bahwa pada masa ini, negeri Bohemia hanya tinggal nama, yang puing nya sedang saya injak. Yang kemegahan Kastilnya hanya dirubung wisatawan yang berebut ingin memfoto. Yang Katedral suci tempat ibadahnya hanya menjadi jujukan wisata para turis..seperti kami.

Sejarah sering berulang, zaman silih berganti. Hal yang kita anggap megah, penting dan suci pada masa ini pun tidak menutup kemungkinan hanya akan menjadi ziarah atau bahkan wisata hiburan bagi generasi di masa depan. Dan bahwa, sedigdaya apapun sebuah negeri, semakmur, se-super power apapun sebuah peradaban, tidak akan ada yang luput dari kehendak alam, kehendak waktu, kehendak zaman. (Bersambung)

Salam, dari Reruntuhan puing Bohemia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar